Masalah
kesenjangan ekonomi di Indonesia sampai saat ini belum dapat diatasi secara efektif,
justru berdampak negative pada perkembangan anak. Pemerintah belum juga
memberikan kontribusi secara maksimal untuk memeratakan system kesejahteraan
perekonomian dinegara ini. Hal semacam inilah yang menjadi pemiju banyaknya
anak-anak usia dini menjadi terlantar, Selain itu banyak anak yang terpaksa
bekerja di jalanan. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian
Sosial mencatat jumlah anak jalanan tahun 2007 sebanyak 230.000 jiwa. Adapun
BPS bersama ILO mengestimasi jumlah anak jalanan sebanyak 320.000 pada tahun
2009. Kenakalan anak juga dirasa semakin meresahkan masyarakat, tidak hanya di
kota-kota besar, tetapi juga di pede-saan. Kasus-kasus kenakalan semakin sering
diberitakan media, karena tidak hanya muncul dalam bentuk pelanggaran ringan
tetapi sudah sering muncul dalam bentuk tindak pidana kejahatan seperti
kekerasan yang menimbulkan korban jiwa baik yang dilakukan secara sendiri
maupun berkelompok/geng.
Kemiskinan
anak perlu mendapat perhatian serius. Negara ini tidak mempunyai data yang
pasti mengenai populasi anak miskin. Namun jika prosentase penduduk miskin
mencapai 39 persen atau sekitar 40 juta dari keseluruhan penduduk artinya
jumlah anak-anak miskin akan lebih banyak lagi. Kemiskinan anak terpapar dalam
informasi besarnya anak-anak terlantar, anak-anak gelandangan, putus sekolah,
gizi buruk, prostitusi anak, anak diperdagangkan dan anak dipekerjakan. Anak-anak
yang hidup dalam kemiskinan juga kemungkinan akan mengalami penyalahgunaan
secara fisik oleh orang tuanya yang hidup dalam lingkungan yang penuh tekanan
akibat kesengsaraan secara ekonomi (Conger & Elder 1994, McLanahan &
Sandefur 1994, Kruttschnitt et al 1994). Insiden, durasi, dan kekronisan
kemiskinan pada anak-anak juga akan berdampak kepada perlambatan perkembangan
IQ anak, prestasi pendidikan, dan rendahnya produktivitas ketika mereka dewasa
sebagaimana terukur dengan rendahnya upah dan jam kerja mereka.
Kemiskinan
membawa kemunduran secara signifikan bagi anak. Kehidupan yang layak sukar
untuk diraih pada kondisi miskin. Kemiskinan sering menjadi lingkaran setan
yang serius bagi kelangsungan hidup anak. Bahkan, mereka pun akan kehilangan
akses untuk mendapatkan penghidupan yang layak yang pada gilirannya akan
semakin menambah beban ketergantungan kepada orang lain (Zill 1993, Duncan et
al 1994, McLanahan & Sandefur 1994). Implikasinya, dengan tingginya tingkat
deprivasi ekonomi yang dialami anak-anak akan menyebabkan lestarinya kemiskinan
ketika mereka dewasa nantinya (bdk. Teddy Lesmana, 2008).
Anak-anak
miskin kelak akan menjadi pelestari kemiskinan. Kondisi yang miskin pada masa
kanak-kanak hanya akan menyebabkan pertumbuhan kognitif yang lambat, fisik yang
kerdil dan akses yang terbatas. Pekerjaan yang dapat diraih dengan pendidikan
yang rendah juga sangat terbatas. Oleh karena itu pengentasan kemiskinan hanya
bisa berdampak besar dan berjangka panjang ketika akar-akar masalah kemiskinan
seperti gizi buruk, pendidikan, peningkatan kualitas hidup dapat dilakukan
semenjak dini.
Upaya
pengurangan kemiskinan juga harus difokuskan pada anak-anak dengan menyediakan
sarana sosial dasar (pendidikan dan kesehatan gratis) dengan kualitas yang baik
bagi anak-anak yang merupakan kunci bagi mereka untuk membangun kapabilitas
dasar mereka dalam rangka menjalani kehidupan dengan lebih bermartabat dan juga
untuk menjamin kualitas generasi penerus keberlangsungan dan keberlanjutan
hidup bangsa ini. Masalah inilah yang seharusnya pemerintah selesaikan.
Itulah potret bangsa indonesia skrg nii, ris...
BalasHapusYang kaya smakin kaya dan miskin smakin miskin... :(
Iyo e,,,sedih sekali :(
BalasHapus:'(
BalasHapusPemerintah harus bijak menyikapi persoalan tersebut,.... :) :) ayao..lah pemerintah jangan hanya berpangku tangan tapi turut merasakan apa yang dialami masyarakat.
BalasHapusindonesia terlalu banyak merencanakan strategi pengembangan dan pertumbuhan negara yang notabene mengutamakan kondisi politik, terlalu peduli akan dirinya sendiri,jd beginilah akibatnya, sektor pendidikan, sektor kesehatan, juga sektor ekonomi kerakyatan menjadi anak tiri..
BalasHapussaya pikir ini jg perlu peran serta kita semua yg sadar akan hal ini...
BalasHapusmemang seharusnya seMua kalangan harus mempunyai kesadaran dengan kondisi dilingkunan kita, yang jauh tertinggal dr kita Tp keikut sertaan tangan pemerintah juga sangat dibutuhkan.
BalasHapusMereka dipilih oleh rakyat dan untuk rakyat Bkn untuk dirisendiri semata :P
saya pikir ini jg perlu peran serta kita semua yg sadar akan hal ini...
BalasHapus